42000
Detail Buku:
Sinpopsis Buku :
Engkau tercipta berpakaian kelemahan dan kekurangan
diliputi ketidakmampuan dan keterbatasan
Engkau tercipta dengan separuh akal dan agama
Sadarilah yang demikian!
Wanita cerdas adalah wanita yang mengerti kadar dirinya. Wanita yang cendekia adalah wanita yang menyadari potensi dirinya. Ia sadar bahwa dirinya tercipta dengan berpakaian kelemahan dan kekurangan. Diliputi ketidakmampuan dan keterbatasan. Separuh akal dan agamanya.
Dengan demikian, niscaya dia akan terbimbing menuju tawadhu’, jauh dari membanggakan diri sendiri apalagi kesombingan. Insya Allah akan mudah baginya untuk membenahi diri dan menghargai selainnya. Akan mudah pula baginya mengalah dalam setiap masalah dan itsar (mendahulukan orang lain) dalam bermuamalah.
Duhai putriku …
Suamimu adalah pemimpinmu. Taatlah kepadanya dalam setiap perkara ma’ruf. Berserikatlah dengannya dalam kebajikan dan takwa. Sertailah dirinya dalam suka dan duka. Jangan kau tampakkan kesedihan di depan kegembiraannya. Sembunyikan kegembiraanmu di depan kesedihannya.
Untukmu berdua …
Hendaklah kalian saling ta’awun dalam setiap kebajikan dan takwa. Saling menasehati dengan kelembutan yang dibingkai dengan sunnah yang suci. Saling mencintai karena Allah semata. Bergegaslah menuju ampunan dan keridhaan-Nya. Raihlah kedamaian dan kebahagiaan hakiki di jannah-Nya.
Detail Buku:
- Judul: Engkau Bukan Bidadari (Cetakan Terbaru)
- Penyusun: Abu Umar Ubadah
- Penerbit: Pustaka Al-Haura
- Tebal: vii + 140 halaman
- Fisik : 14 cm x 20.5 cm, doff, soft cover, shrink
Sinpopsis Buku :
Buku Engkau Bukan Bidadari Pustaka Al Haura
Engkau Bukan BidadariEngkau tercipta berpakaian kelemahan dan kekurangan
diliputi ketidakmampuan dan keterbatasan
Engkau tercipta dengan separuh akal dan agama
Sadarilah yang demikian!
Wanita cerdas adalah wanita yang mengerti kadar dirinya. Wanita yang cendekia adalah wanita yang menyadari potensi dirinya. Ia sadar bahwa dirinya tercipta dengan berpakaian kelemahan dan kekurangan. Diliputi ketidakmampuan dan keterbatasan. Separuh akal dan agamanya.
Dengan demikian, niscaya dia akan terbimbing menuju tawadhu’, jauh dari membanggakan diri sendiri apalagi kesombingan. Insya Allah akan mudah baginya untuk membenahi diri dan menghargai selainnya. Akan mudah pula baginya mengalah dalam setiap masalah dan itsar (mendahulukan orang lain) dalam bermuamalah.
Duhai putriku …
Suamimu adalah pemimpinmu. Taatlah kepadanya dalam setiap perkara ma’ruf. Berserikatlah dengannya dalam kebajikan dan takwa. Sertailah dirinya dalam suka dan duka. Jangan kau tampakkan kesedihan di depan kegembiraannya. Sembunyikan kegembiraanmu di depan kesedihannya.
Untukmu berdua …
Hendaklah kalian saling ta’awun dalam setiap kebajikan dan takwa. Saling menasehati dengan kelembutan yang dibingkai dengan sunnah yang suci. Saling mencintai karena Allah semata. Bergegaslah menuju ampunan dan keridhaan-Nya. Raihlah kedamaian dan kebahagiaan hakiki di jannah-Nya.