35000
Detail Buku:
Dinamakan hati karena ia sering berbolak-balik. Kadang ingat, namun lebih sering lupa. Sesekali naik, tapi lebih banyak turunnya. Hati, antara sadar dan lalai. Dengan mengingat Allah, ia akan tersadar dari tidur panjangnya. Jika lalai, ia semakin jauh dan setan-pun berkuasa atasnya.
Sementara itu, hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah rakyatnya. Semua bergantung kepada raja. Baik-buruknya tergantung padanya. Rasulullah bersabda,
“Jika ia baik, baiklah seluruh anggota badannya. Namun, jika ia rusak, rusak pula seluruh raganya. Ketahuilah, ia adalah hati.” (Muttafaqun a’alaih)
Seorang hamba harus peka terhadap kondisi hatinya. Jangan sampai si Raja lengah. Bahaya besar mengancam jika ia sampai lalai. Maka, kenali tanda-tandanya dan identifikasilah sebab-sebabnya. Lalu obatilah dengan obat terbaik.
Melalui buku ini, Anda diajak oleh penulis untuk membangun benteng bagi hati agar hati tidak mudah lalai. Semoga Allah memberikan taufik kepada pembaca sekalian untuk memahaminya kemudian mengamalkannya. Wallahu alam.
Detail Buku:
- Judul Buku : Mengapa Hati Lalai?
- Judul Asli : الغفلة مفهومها، وخطرها، وعلاماتها، وأسبابها، وعلاجها
- Penulis: Dr. Said bin Ali bin Wafh al-Qahthani
- Penerbit: Al-Abror Media
- Ukuran: 14 x 20.5 cm
- Cover: Soft Cover
- Berat: 165 Gram
- Tebal: 109 halaman
Buku Mengapa Hati Lalai?
Dinamakan hati karena ia sering berbolak-balik. Kadang ingat, namun lebih sering lupa. Sesekali naik, tapi lebih banyak turunnya. Hati, antara sadar dan lalai. Dengan mengingat Allah, ia akan tersadar dari tidur panjangnya. Jika lalai, ia semakin jauh dan setan-pun berkuasa atasnya.
Sementara itu, hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah rakyatnya. Semua bergantung kepada raja. Baik-buruknya tergantung padanya. Rasulullah bersabda,
“Jika ia baik, baiklah seluruh anggota badannya. Namun, jika ia rusak, rusak pula seluruh raganya. Ketahuilah, ia adalah hati.” (Muttafaqun a’alaih)
Seorang hamba harus peka terhadap kondisi hatinya. Jangan sampai si Raja lengah. Bahaya besar mengancam jika ia sampai lalai. Maka, kenali tanda-tandanya dan identifikasilah sebab-sebabnya. Lalu obatilah dengan obat terbaik.
Melalui buku ini, Anda diajak oleh penulis untuk membangun benteng bagi hati agar hati tidak mudah lalai. Semoga Allah memberikan taufik kepada pembaca sekalian untuk memahaminya kemudian mengamalkannya. Wallahu alam.